
Menteri Negara Pendidikan, Chukuemeka Nwajiuba, mengatakan pada hari Kamis bahwa Nigeria memiliki lebih dari 10 juta anak putus sekolah, yang tertinggi di Afrika sub-Sahara.
Nwajiuba mengungkapkan hal ini pada peluncuran Pelayanan Pendidikan yang Lebih Baik untuk Semua (BESDA) oleh Pemerintah Jigawa di Dutse.
“Dengan perkiraan 10,193,918 anak putus sekolah, Nigeria memiliki jumlah anak putus sekolah tertinggi di Afrika Sub-Sahara.
“Agar kita dapat mengatasi tantangan-tantangan ini secara memadai, kita harus memperkuat kualitas pendidikan dasar di Nigeria dengan menghadapi faktor-faktor yang menghambat akses anak-anak kita terhadap pendidikan dasar,” kata menteri.
Untuk mencapai tujuan ini, Bapak Nwajiuba mendesak para pemangku kepentingan untuk memperkuat kualitas pendidikan dengan mengatasi faktor-faktor yang menghambat akses anak-anak terhadap pendidikan dasar.
Ia mencatat bahwa tantangan yang dihadapi saat ini yang mempengaruhi sistem pendidikan di negara ini masih jauh dari harapan.
Menurutnya, program BESDA dirancang untuk menghasilkan kehidupan yang lebih baik bagi semua anak dengan tujuan meningkatkan akses yang adil bagi anak-anak putus sekolah, meningkatkan literasi dan memperkuat akuntabilitas hasil pada tingkat pendidikan dasar di negara-negara fokus.
Menteri mencatat bahwa program ini berfokus pada 17 negara bagian, yang mencakup seluruh 13 negara bagian di zona geografis Barat Laut dan Timur Laut serta Niger, Oyo, Ebbehout, dan Rivers.
Dia mengatakan pemilihan negara bagian didasarkan pada prevalensi jumlah anak putus sekolah di negara tersebut.
“Izinkan saya menyatakan di sini bahwa program BESDA mulai berlaku pada tanggal 22 Januari 2018, dengan dimulainya proses implementasi di tingkat federal.
“Semua aktivitas utama di tingkat federal untuk memulai implementasi program melalui negara bagian fokus telah selesai.
“Oleh karena itu, setiap negara penerima manfaat diharapkan memulai implementasi sesuai dengan langkah dan pedoman spesifik yang diberikan dalam program tersebut.
“Anda pasti setuju dengan saya bahwa tidak ada yang bisa digembirakan ketika seorang anak putus sekolah selain belajar di kelas.
“Jadi dalam kaitan inilah jaminan anak-anak putus sekolah kembali bersekolah dan belajar.
“Belajar bukan hanya kewajiban moral dan hukum, tetapi juga investasi produktif yang menjamin masa depan anak-anak kita dan memastikan hak-hak mereka terlindungi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Hak Anak tahun 2003,” kata Menkeu.
Gubernur Muhammad Badaru dari Jigawa mengatakan dalam upaya meningkatkan pemerataan akses dan kualitas penyampaian di subsektor pendidikan dasar, pihaknya mengabdikan diri pada rekrutmen guru yang mana pada tahun 2018 telah direkrut sebanyak 1.393 guru.
Pak Badaru mengatakan seleksi sedang berlangsung untuk perekrutan 4.000 guru di J-teach.
Ia mengatakan, sejak 2015 hingga saat ini, pemerintahannya telah membangun dan merenovasi 6.679 ruang kelas, membeli 5.963 perabot guru, 185.086 perabot siswa dengan tiga tempat duduk, dan 1.922 tempat tidur tingkat.
“Kami juga telah membangun 634 pompa tangan, 254 rumah staf, 4.746 bilik toilet, 8 asrama, 516 blok Islamiya dan enam blok administrasi di sekolah dasar kami,” kata gubernur.
DI DALAM