
Gubernur Negara Bagian Kebbi Atiku Bagudu mengatakan sejauh ini 81 jenazah telah ditemukan dari kecelakaan perahu pada hari Rabu di Warrah, Wilayah Pemerintah Daerah Ngaski di negara bagian tersebut.
Bagudu mengungkapkan hal ini pada hari Minggu di Birnin Kebbi ketika dia menerima Gubernur Aminu Masari dari Negara Bagian Katsina, yang sedang melakukan kunjungan belasungkawa ke negara bagian tersebut.
Ingatlah bahwa sebuah perahu dari Lokon Minna, Negara Bagian Niger yang membawa pedagang, penambang tradisional, dan penumpang lainnya terbalik di Warrah dan merenggut lebih dari 100 nyawa.
Sambil memberikan apresiasi kepada Gubernur dan rombongan atas kunjungan tersebut. Bagudu mendoakan agar hubungan harmonis yang terjalin antara kedua negara tetap terjaga.
Mengingat kejadian tersebut, Pak. Bagudu mengatakan bahwa kecelakaan itu terjadi di Warrah, dan menambahkan bahwa kota itu berada di sepanjang Sungai Niger dekat Bendungan Kainji.
“Kawasan ini tetap menjadi jalur transportasi laut karena setiap harinya banyak aktivitas kano dan perahu.
“Ada beberapa perahu yang bisa membawa dan mengangkut tiga truk panjang barang sekaligus dan ada beberapa perahu yang berangkat dari sana ke Mali.
“Tetapi perahu ini membawa lebih dari 170 orang yang secara tidak sengaja terbalik di Warrah, dimana hanya 22 orang yang berhasil diselamatkan, dan saat ini 81 jenazah telah ditemukan dan dikuburkan dan penyelamatan serta pencarian masih terus dilakukan.
“Warrah adalah jalur di mana banyak orang melakukan perjalanan ke Lokon Minna di Negara Bagian Niger untuk menambang emas, selain perempuan yang pergi ke sana untuk menjual makanan.”
Sebelumnya, Masari mengatakan kunjungan tersebut untuk bersimpati kepada pemerintah dan masyarakat Negara Bagian Kebbi atas kejadian malang tersebut.
Dia berkata: “Kami di sini untuk menghibur masyarakat Negara Bagian Kebbi atas kejadian malang tersebut dan untuk bersimpati kepada saudara kami dan Ketua, Forum Gubernur Progresif, Yang Mulia, Gubernur Atiku Bagudu.
“Tragedi ini berdampak pada kita semua karena dalam situasi di mana lebih dari 100 orang kehilangan nyawa, ini bukanlah tugas yang mudah, seperti yang Anda lihat di negara-negara lain ketika satu atau dua orang kehilangan nyawa, para pemimpin menjadi sangat emosional dan penuh perhitungan.
Sebab, hakikat pemerintah sejak awal adalah melindungi kehidupan, kesejahteraan, dan harta benda warga negara. Namun, ketika sesuatu yang sebaliknya terjadi, para pemimpin merasa lebih buruk dibandingkan orang lain.”
Masari mencatat bahwa kematian lebih dari 100 orang dapat berdampak pada ribuan orang, mengingat fakta bahwa banyak orang bergantung pada orang-orang yang meninggal tersebut untuk mencari nafkah.
Ia menyayangkan kejadian tragis tersebut sangat dahsyat dan menyedihkan, serta berdoa agar Tuhan Yang Maha Esa mencegah terulangnya musibah serupa di kemudian hari.
DI DALAM