
Badan Nasional Larangan Perdagangan Manusia, NAPTIP, menyebutkan Dubai, Uni Emirat Arab, UEA, kini menjadi destinasi pilihan para korban perdagangan manusia.
Nduka Nwanwenne, Komandan Zonal, NAPTIP, Komando Zonal Benin, mengungkapkan hal tersebut pada hari Rabu, di Benin, saat dimulainya program sosialisasi tiga hari mengenai perdagangan manusia.
Nwanwenne menjelaskan bahwa tidak seperti biasanya, korban perdagangan manusia diangkut melalui darat ke tujuan mereka oleh pelaku perdagangan manusia, namun kini para korban diangkut melalui udara.
“Hal ini terjadi karena para pelaku perdagangan manusia telah meningkatkan permainan mereka, dan tujuan pilihan para korban perdagangan manusia kini adalah Dubai.
“Perdagangan manusia tidak berkurang di negara ini karena para pelaku perdagangan manusia mendapatkan begitu banyak uang dari para korbannya sehingga mereka menganggapnya sebagai sebuah bisnis.
“Para pelaku trafficking kini juga fokus ke pedesaan untuk merekrut korbannya,” ujarnya.
Komandan zona juga mengungkapkan bahwa migrasi tidak teratur juga digunakan sebagai taktik perdagangan manusia, sehingga korbannya dieksploitasi untuk diambil organnya.
“Sekarang terjadi peningkatan pengambilan organ tidak hanya untuk keperluan ritual uang, tetapi juga untuk transplantasi.
Sebab, kebutuhan organ lebih tinggi dibandingkan pasokannya, imbuhnya.
Mengingat isu perdagangan manusia masih menjadi isu utama, Nwanwenne mengatakan perlunya kemitraan untuk mengakhiri perdagangan manusia.
Ia mengatakan bahwa penjualan bayi/operasi pabrik bayi adalah bagian dari perdagangan manusia dan diperlukan upaya bersama untuk mengakhiri perdagangan manusia.
“Sebagai badan keamanan kita harus memenuhi tugas kita. Kita perlu bergandengan tangan dengan pemerintah untuk memerangi masalah perdagangan manusia. Saya juga harus menasihati para orang tua untuk berhenti menekan anak-anak mereka untuk pergi mencari uang.
“Orang tua harus mengendalikan diri dan hanya melahirkan anak sebanyak yang mampu mereka nafkahi,” ujarnya.
Segun Sanwo, yang mewakili ketua tim A-TIPSOM, Nigeria, sebelumnya mengatakan bahwa organisasi tersebut percaya bahwa pencegahan adalah dasar untuk menyelesaikan perdagangan manusia.
Sanwo mengatakan bahwa kesadaran juga merupakan kunci dalam memerangi perdagangan manusia, namun perjuangan melawan ancaman ini terletak pada individu masing-masing.
Dalam pesan niat baiknya, Komandan Zonal Pertama, NAPTIP, Kantor Zonal Benin, Adefunke Abiodun mengatakan bahwa NAPTIP tidak bisa melawan perdagangan manusia sendirian.
Dia mengatakan bahwa semua orang harus bekerja sama untuk mencapai kemajuan, karena perjuangan melawan perdagangan manusia adalah hal yang bersifat kolektif.
Program sensitisasi ini diselenggarakan melalui kemitraan dengan Action Against Trafficking in Persons and Smuggling of Immigrants in Nigeria, A-TIPSOM, Nigeria.
Program ini didanai oleh Uni Eropa, UE, dan dilaksanakan oleh International Ibero-America Foundation for Administration and Public Policies, FIIAPP, sebuah yayasan pemerintah Spanyol.
DI DALAM