
Pemerintah Federal melalui Kementerian Transportasi Federal telah mengarahkan agar layanan kereta api Abuja-Kaduna dapat dilanjutkan pada tanggal 23 Mei.
Hal itu diungkapkan Juru Bicara NRC, Yakub Mahmood, dalam pernyataan yang dikeluarkan di Lagos, Senin.
Kantor Berita Nigeria melaporkan bahwa kereta api tujuan Kaduna dari Abuja diserang oleh bandit bersenjata pada tanggal 28 Maret, yang menewaskan sedikitnya delapan orang dan lainnya diculik atau hilang.
Perusahaan Kereta Api Nigeria pada tanggal 29 Maret menghentikan operasi kereta api di sepanjang rute Abuja-Kaduna tanpa batas waktu menyusul pemboman yang dilakukan oleh teroris.
Mr Mahmood mengatakan bahwa perusahaan ingin menginformasikan kepada pelanggannya bahwa langkah-langkah keamanan tambahan sedang diterapkan baik di stasiun kereta api maupun jalur kereta api untuk menjamin keselamatan penumpang di dalamnya.
Ia mengatakan, langkah tersebut tidak hanya berlaku pada layanan KA Abuja-Kaduna saja, namun juga seluruh layanan KA penumpang khususnya pada jalur ukuran standar.
Oleh karena itu, para penumpang diminta bekerja sama dengan NRC agar dapat menikmati peningkatan pelayanan, keamanan dan kenyamanan.
“Caranya dengan sabar mematuhi langkah-langkah tambahan yang pasti akan dilakukan demi keselamatan penumpang kami, seperti meminta Nomor Induk Nasional (NIN) bagi penumpang.
“NIN adalah bagian dari kontrol keamanan internal kami; selain itu, penyajian hal-hal berikut ini harus diperhatikan dengan ketat sebelum menaiki kereta:
“Kartu tanda pengenal (KTP) yang masih berlaku, nomor telepon kerabat atau keluarga dekat yang dapat dihubungi, serta pembelian tiket secara online dan offline harus memuat profil individu atau data identitas penumpang,” ujarnya.
Mahmood mengatakan bahwa upaya bersama untuk memastikan pembebasan yang aman dari penumpang yang diculik yang ditahan oleh teroris tidak boleh diketahui publik karena alasan keamanan strategis.
Ia mengatakan, pemerintah ingin meyakinkan anggota keluarga warga yang diculik yang masih disandera bahwa penyelamatan penumpang secara aman adalah prioritas utama.
Pejabat NRC mengatakan bahwa mereka tidak boleh salah menafsirkan dimulainya kembali layanan kereta api sebagai pengabaian atau sikap acuh tak acuh pemerintah terhadap penderitaan mereka.
Dia mengatakan bahwa pemerintah federal tidak akan pernah melepaskan tanggung jawabnya untuk menyelamatkan warga negara yang berharga ini, namun meyakinkan akan niatnya untuk tidak menyerah pada ancaman dari kelompok tak berwajah mana pun.
Mr Mahmood meminta pengertian pelanggan dan mengundang mereka untuk bekerja sama dengan staf mereka di berbagai stasiun kereta api.
Dia mengimbau penumpang untuk berhenti membeli tiket melalui sumber yang tidak sah.
DI DALAM